A. Sejarah Komunitas Online
Dewasa ini masyarakat dunia tak lagi mengalami
kesulitan dalam berinteraksi satu sama lain. Berbagai media dapat digunakan
dengan sangat mudah untuk bisa berinteraksi, baik itu lintas daerah, lintas
budaya maupun lintas negara sekalipun. Itu semua bisa terjadi dengan adanya
fasilitas yang sekarang ini sangat “booming”
dan menjadi salah satu kebutuhan bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
modern.
Tidak dapat dipungkiri bahwa internet telah menjadi
salah satu kebutuhan, gaya hidup, dan hiburan bagi masyarakat. Tak heran
internet telah membawa pengaruh yang sangat besar bagi peradaban dunia saat
ini. Internet juga ternyata mempunyai manfaat yang luar biasa bagi kehidupan
sosial kita, yaitu salah satunya adalah interaksi sosial. Internet saat ini,
tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan dan didapatkan. Tak heran
memang jika interaksi dan kehidupan “maya” di internet seperti telah menjelma
menjadi kehidupan nyata yang juga mempunyai kehidupan dan interaksi sosial.
Melalui internet, kita bisa melakukan apa saja yang
kita lakukan di dunia “nyata”, seperti berkomunikasi, berinteraksi, bekerja,
bahkan membentuk suatu kelompok atau komunitas tertentu. Bahkan, saat ini
dikatakan bahwa polarisasi kelompok juga terjadi di internet. Tak hanya itu,
kelompok kerja sekalipun juga terjadi di internet yang kemudian dinamakan
kelompok kerja virtual.
Pertama, akan dibahas mengenai sejarah komunitas
online yang saat ini sedang marak. Seperti dijelaskan di atas, bahwa saat ini
internet telah menjamur ke berbagai tempat, berbagai usia, dan berbagai
kelompok, tak heran jika internet telah menyediakan fasilitas bagi
komunitas-komunitas, yang tentunya merupakan komunitas online yang memungkinkan
anggota/ penggunanya bisa saling berinteraksi dengan sesama pengguna.
Sebelum membahas sejarah dari komunitas online (online community), akan dibahas terlebih
dahulu apa yang disebut dengan komunitas online tersebut. Saat ini, banyak yang
menganggap bahwa komunitas online atau online community dan jejaring sosial (social networking) adalah dua hal yang
dianggap sama. Padahal jika diteliti lebih lanjut kedua hal tersebut mempunyai
perbedaan mendasar, walaupun memang mempunyai kesamaan yang mendasar pula,
yaitu sebagai suatu wadah atau fasilitas yang memungkinkan orang di seluruh
penjuru dunia atau penikmat internet dapat saling terhubung dan berinteraksi
satu sama lain. Namun apa perbedaanya?
Jika dilihat dari sisi broader-nya, jejaring sosial (social network) merujuk pada
layananindividual-centered atau layanan yang lebih merujuk pada aktivitas
individual. Sedangkan komunitas online (online
community) adalah layanan yang bersifat group-centered
atau layanan yang lebih merujuk pada aktivitas suatu grup tertentu.
Tetapi sebenarnya, antara komunitas online dan
jejaring sosial mempunyai hubungan yang erat.
Komunitas online merupakan salah satu dampak sosial dari adanya jejaring
sosial. Jadi, dengan kata lain komunitas online terbentuk dari adanya jejaring
sosial, atau bisa dikatakan bahwa suatu komunitas online terbentuk dari
gabungan pengguna jejaring sosial yang lemudian membentuk suatu grup atau
komunitas. Jadi, komunitas online adalah komunitas virtual yang eksis secara
online dan semua membernya bisa bereksistensi melalui pengambilan bagian pada
ritual keanggotaan.
B. Polarisasi Dalam Internet – Polarisasi Kelompok
a. Polarisasi Dalam Internet
Internet (kependekan dari
interconnection-networking) secara harfiah ialah sistem global dari seluruh
jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol
Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin
berkembang telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh
yang besar atas ilmu, pendapat, dan pandangan dunia terhadap suatu hal. Dengan
hanya berpadukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia
mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.
Berdasarkan perbedaan status, keadaan, kepribadian,
dan kebiasaan para pengguna internet umumnya akan terbentuk kelompok-kelompok
atau forum-forum yang memiliki tujuan masing-masing. Pengelompokan di internet
juga dapat berasal dari fasilitas internet yang beragam seperti beragamnya
layanan yang disediakan internet seperti fasilitas jejaring sosial, fasilitas
streaming, fasilitas berbagi informasi, fasilitas unggah dan unduh, fasilitas
jual beli, fasilitas cloud software, dan sebagainya. Hal tersebut dapat kita
katakan sebagai sebuah polarisasi internet, yang daripadanya akan terbentuk
kelompok-kelompok pengguna.
Sebagai contoh polarisasi yang diakibatkan oleh
fasilitas internet adalah pembentukan kubu para pengguna. Misalkan anda adalah
pengguna layanan jejaring sosial, maka disadari atau tidak anda sudah ikut
terpolarisasi dan menjadi bagian dari salah satu kelompok pengguna salah satu
fasilitas jejaring sosial diatas. Karena tanpa disadari anda akan mengatakan
hal seperti “Hai kamu sudah mendapatkan materi yang aku share di facebook” atau
“Periksa tweet saya ya, mungkin kamu akan terkejut” dan anda akan mengatakan
hal yang demikian hanya dengan orang yang memiliki akun di jejaring sosial yang
sama karena tidak mungkin anda menyuruh orang yang hanya memiliki akun facebook
untuk menanggapi tweet anda maupun sebaliknya terkecuali telah dilakukan proses
sinkronisasi diantara keduanya.
Selain itupun polarisasi dapat terjadi karena
perbedaan layanan pada internet seperti :
1. Jejaring Sosial
Disini user dapat berbagi informasi dan data pribadi
maupun berbagi pengetahuan dengan teman yang menggunakan jejaring sosial yang
sama. Seperti munculnya sekelompok pengguna facebook atau twitter.
2. Streaming
Dengan fasilitas streaming user dapat berbagi video
mereka, serta dapat mengomentari serta merating video sendiri maupun orang
lain yang mengupload videonya ke situs streaming tersebut.
3. Forum Komunitas Maya
Forum Komunitas maya adalah proses polarisasi
internet yang paling jelas terlihat, karena didalamnya jelas terlihat
sekumpulan orang dengan kesamaan tertentu seperti kesamaan tempat tinggal, status,
hobi, serta kepribadian.
4. Cloud Storage
Fasilitas cloud storage juga merupakan salah satu
aspek yang terlibat dalam polarisasi internet. Beberapa user biasanya lebih
memilih menggunakan beberapa situs storage lokal yang meminimalisasi waktu
unduh dan unggah sementara yang lainnya memilih situs storage luar yang
memiliki kapasitas besar.
5. Surel
Surel atau surat elektronik adalah fasilitas penyedia
surat-menyurat elektronik (e-mail). Walaupun terdapat kelompok pengguna dalam
fasilitas surel, hal ini tidak menutup pengguna fasilitas surel provider lain
berkomunikasi dengan kita.
6. Blog
Dengan fasilitas blog, user dapat membagi informasi
tentang berbagai hal kepada pembaca blog tersebut. Di internet terdapat
beberapa situs yang menyediakan jasa penyediaan blog seperti Blogspot, WordPress,
Ngeblogs dan sebagainya.
7. Milist
Milist atau kependekan dari Mailing list memiliki
fungsi sebagai penyedia kelompok diskusi online secara real time. Di dalam
milist terdapat kelompok-kelompok yang dibagi berdasarkan topik yang
dibicarakan dalam kelompok.
8. Chatting dan Teleconference
Layanan chatting dan teleconference dapat digunakan
user untuk mengobrol dengan user lain secara real time, bahkan dengan
teleconference user dapat bertatap muka dengan user lain secara real time.
Dengan adanya polarisasi internet berdasarkan
kegunaanya dapat terjadi pengelompokkan. Baik kelompok yang memiliki tujuan
ataupun sebuah kelompok orang yang memiliki kesamaan nasib atau pilihan.
Polarisasi internet bahkan dapat terjadi pada sekelompok orang yang secara
tidak sadar menggunakan google sebagai search engine, memang tidak ada
hubungan/ komunikasi antara mereka namun orang dapat memandang bahwa mereka
adalah pengguna google atau “kelompok” orang yang menggunakan web browser google.
Selain itupun dalam dunia maya terdapat forum yang
dimana setiap anggotanya menyadari mereka adalah bagian dari forum itu atau
bagian dari kelompok itu. Contohnya adalah pengguna forum kaskus yang akan
melabelkan setiap anggotanya sebagai kaskusers. Serta dalam kelompok tersebut
biasanya terdapat suatu aturan yang tertulis maupun yang berupa tata krama yang
merupakan aturan bagi kelompok tersebut dalam bertindak dan berbuat, seperti
pelarangan memberikan komentar berbau SARA, flaming, atau spam di suatu thread
(artikel) yang merupakan aturan tertulis serta kata sapaan “gan” atau “sis”
yang digunakan anggota forum dalam berkomunikasi sesama anggota.
b. Polarisasi Kelompok
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang
ekstrem. Polarisasi adalah proses, perbuatan, penyinaran, magnetisasi,
kecenderungan pembagian atas dua bagian yang berlawanan dan ekstrem. Pergeseran
yang penuh resiko adalah suatu subset gejala pergeseran pilihan yang mengundang
polarisasi kelompok (Kerr, 1992).
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Polarisasi kelompok adalah kecenderungan atau gejala
kelompok yang menyebabkan orang mengubah keputusan mereka, baik ke arah yang
lebih teliti atau lebih mengandung resiko. Faktor yang mengubah kelompok adalah
informasi yang disampaikan selama diskusi kelompok tentang masalah. Alternatif
keputusan yang menerima jumlah argumen yang paling besar adalah yang terpilih.
C. Kelompok Unit Dalam Internet – Kelompok Kerja
Virtual
a. Kelompok Unit Dalam Internet
Di dalam dunia internet terdapat banyak sekali
kelompok-kelompok atau biasa yang disebut dengan komunitas (fanbase) dari
kelompok musik, kelompok jual beli barang, kelompok sosial, dsb. Ini sangat
bermanfaat bagi si pengguna karena mulai dari dunia maya kita dapat mengenal
satu sama lain orang-orang yang mempunyai hobi dan kebiasaan yang sama,
orang-orang yang tadinya tidak kita kenal tetapi dengan adanya kelompok unik
ini melalui internet kita dapat bersosialisasi dengan anggota-anggota lain.
Hobi yang sama, mempunyai barang yang hampir sama karena sama-sama memiliki
rasa kekaguman sehingga apapun barangnya, bagaimanapun bentuk dan cara
menggunakannya kalau sudah terlanjur suka dan kagum pasti akan terus-menerus
dicari, bahkan ada yang sampai mencari barang yang dia suka dia dengan
keberaniannya serta niat yang sangat tinggi sampai ke luar negeri. Ini mungkin
ada beberapa contoh analisa tentang kelompok-kelompok unik dalam Internet.
Di atas kita
sudah jelaskan apa saja kelompok-kelompok yang ada di dalam internet. Mungkin
sudah banyak orang yang mengenal dengan kelompok musik dengan berbagai macam
aliran, kalau sudah mendengar kata tersebut maka anggota-anggota yang ikut
bergabung dalam kelompok itu akan sangat bangga dan senang karena di dalamnya
terdapat berbagai macam hal yang bisa mereka lakukan seperti membuat jadwal
berkumpul atau gathering guna saling mengenal, saling berbagi dalam bermusik, dan
saling memberi semangat agar kelompok tersebut dapat bertahan lama, selalu
kompak, dan akan selalu memberikan yang terbaik bagi kelompoknya sendiri maupun
masyarakat luas. Ada lagi tentang kelompok di dalam internet yaitu jual beli
barang, yaitu segala jenis barang yang bermerk atau yang sudah grosir dapat
dijual disitu tujuannya bagi si pengguna tentu saja menambah penghasilan dan
bagi konsumen adalah lebih praktis. Biasanya para komsumen membeli barang di
luar rumah seperti di Mall atau tempat-tempat grosiran lainnya, kali ini sudah
ada yang lebih praktis lagi tanpa harus keluat rumah yaitu jual beli melalui
via online. Barang yang kita inginkan tinggal pesan lewat email atau sms dan
siap diantar sampai tujuan. Di Indonesia ini sudah beribu-ribu macam kelompok
dan mereka bisa saling berinteraksi satu dengan yang lain dengan sesama
komunitas.
b. Kelompok Kerja Virtual
Kelompok kerja virtual adalah sebuah "ruang
kerja" yang berlokasi di dunia internet, di mana seorang individu dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk melaksanakan bisnis profesional
atau pribadi tanpa memiliki "fisik" lokasi usaha. Kelompok kerja
virtual merupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format
virtual yang bekerja secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu
Kelompok kerja virtual memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja
dari lokasi di manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC,
laptop, ponsel dan akses internet.
Kelompok kerja virtual menggunakan teknologi komputer guna
menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran
bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode
online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Kelompok kerja virtual dapat melakukan lebih banyak
hal ketimbang kelompok kerja lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi,
pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para
anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para
pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan.
D. Kelompok Kerja & Brainstorming
Brainstorming adalah grup kreativitas teknik di mana sebuah kelompok mencoba
untuk menemukan solusi untuk suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan daftar
ide spontan di sumbangkan oleh para anggotanya. Brainstorming dikembangkan dan
diciptakan oleh Alex Osborn Faickney pada
tahun 1953 melalui buku Terapan Imajinasi.
Dalam buku itu, Osborn tidak hanya mengusulkan metode
curah pendapat, tetapi juga membentuk aturan yang efektif untuk hosting sesi
brainstorming. Brainstorming telah menjadi teknik kelompok populer dan telah
menimbulkan perhatian diakademisi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
menguji dalil Osborn bahwa brainstorming lebih efektif daripada individu yang
bekerja sendiri dalam menghasilkan ide. Beberapa peneliti telah menyimpulkan
bahwa pernyataan tersebut adalah palsu (brainstorming adalah tidak efektif),
sementara yang lain menemukan kelemahan dalam penelitian dan menetapkan bahwa
hasilnya tidak meyakinkan. Selanjutnya, para peneliti telah membuat modifikasi
atau variasi diusulkan brainstorming dalam upaya untuk meningkatkan
produktivitas brainstorming. Namun, tidak ada bukti empiris yang menunjukkan
bahwa variasi lebih efektif dari pada teknik asli. Meskipun demikian,
brainstorming dapat dari utilitas besar ketika kelompok rekening tersebut untuk,
dan bekerja untuk meminimalkan proses kelompok yang mengurangi efektivitas.
Brainstorming adalah sebuah alat bantu yang digunakan
untuk mengeluarkan ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara
terstruktur dan sistematis. Kesuksesan brainstorming dapat dilihat dari suasana
bebas tanpa kritik untuk menggali ide kreatif atau solusi alternatif tanpa
batas. Brainstorming mulai dikenalkan pada tahun 1950-an dan menjadi tidak
dipisahkan dari TQM (Total Quality
Management), namun tak hanya disitu penerapannya, brainstorming dapat
digunakan di segala bidang.
Brainstorming
dapat memberi inspirasi, memperluas wawasan, merupakan pembelajaran dalam
mengambil keputusan, selain itu menciptakan kesetaraan dan melibatkan seluruh
anggota tim. Namun saat ini brainstorming juga dapat dilakukan tanpa harus
berkumpul dalam satu ruangan, namun juga dapat dilakukan di dunia maya atau
telekonferensi dengan jarak ribuan meter.
E. Mengembangkan Kepercayaan Dalam Tim Virtual
Tim virtual adalah sebuah tim yang dibentuk karena
adanya keterbatasan waktu dan ruang dan tidak dapat bersatu secara fisik antara
satu sama lain sehingga dibuatlah tim virtual menggunakan jaringan komputer
agar dapat mencapai tujuan bersama. Tim virtual biasanya dibuat ketika sekelompok
orang ingin mengerjakan tugas kelompok atau hanya sekedar ingin berbagi
informasi.
Berikut adalah beberapa perbedaan dan persamaan tim virtual dengan tim yang bertemu secara fisik, antara lain:
- Persamaan : Adanya tujuan yang ingin dicapai bersama, Adanya komunikasi dari setiap anggota tim, Memerlukan adanya diskusi tim, & Kepercayaan dalam tim.
- Perbedaan : Kontak sosial yang terbatas pada tim virtual, Ruang dan waktu, & Tingkat emosional setiap anggota
Rasa saling percaya disetiap anggota tim sangatlah
diperlukan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal.
Namun dengan kurangnya kontak sosial, rasa saling percaya antar anggota tim
dapat berkurang sehingga kemungkinan untuk gagal sangatlah mungkin dalam tim
virtual. Dalam mengatasi hal ini, saya memiliki beberapa cara agar rasa saling
percaya dari setiap anggota tim dapat tumbuh sehingga tujuan yang ingin dicapai
dapat terwujud secara maksimal, berikut caranya:
- Pemimpin yang kompeten : Ada kalanya anggota tim akan patuh dan percaya kepada pemimpinnya jika pemimpin itu mempunyai kompetensi yang lebih seperti keterampilan dan pengalaman yang sangat memadai.
- Membagi tugas dengan rata : Menurut saya pembagian tugas merupakan salah satu faktor timbulnya kepercayaan dalam tim virtual. Ketika seorang anggota tim merasa tugasnya lebih berat daripada yang lain, orang tersebut akan berprasangka buruk terhadap anggota yang lain seperti prasangka adanya hubungan khusus antara pemimpin dan salah satu anggota lainnya.
- Keaktifan setiap anggota : Setiap anggota tim harus aktif dalam forum diskusi yang sudah direncanakan. Dalam setiap pertemuan virtual tersebut setiap anggota harus menjelaskan hasil pekerjaan yang telah ia kerjakan dan jika terjadi kesalahan dapat dilakukan evaluasi dan harus berperan aktif dalam memberi masukan-masukan terhadap evaluasi tersebut sehingga timbulnya kepercayaan antara aggota dengan anggota maupun anggota dengan pemimpin.
- Kerjasama merupakan hal terpenting dalam sebuah tim, baik itu tim virtual maupun tim face to face. Karena dengan adanya kerjasama setiap anggota tim, akan memunculkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama yang ingin diraih. Sekian pernjelasan dari saya mengenai hal-hal yang dapat membangun kepercayaan dalam Tim virtual.
- Tantangan : Saya ingin berbagi 5 tantangan yang saya hadapi membangun virtual team untuk sebuah start-up di Silicon Valley : gabungan developer, tester, dan customer service di China, India, Mexico, dan Turki.
Mungkin ini salah satu hal yang paling sering
mengakibatkan sakit kepala adalah komunikasi. Bagi yang sudah berpasangan, Anda
pasti tahu betapa sulitnya berkomunikasi secara jelas dengan pasangan Anda.
Hanya saja di dalam perusahaan masalah komunikasi biasanya jauh lebih rumit.
Karena komunikasi yang kurang baik, sering terjadi software yang dihasilkan
berbeda jauh dari apa yang diminta klien.
Keadaan ini menjadi lebih rumit, ketika ada variabel
baru di mana anggota tim tidak punya satu bahasa yang sama : language barrier.
Dokumen yang Anda tulis dalam bahasa Inggris belum tentu dapat dimengerti
sepenuhnya oleh rekan kerja di Vietnam, misalnya. Begitu pula Anda mungkin
sampai pada kesimpulan yang kurang tepat setelah membaca imel bahasa Inggris
dari rekan kerja di China. Walau tidak ada solusi instan, penggunaan gaya
bahasa sangat sederhana dan sering memberikan contoh pendukung yang jelas
(seperti diagram, screenshot, wireframe, dsb) — asal jangan over-communicate,
dapat mengurangi kesalahpahaman dan kerancuan.
b. Cultural Awareness
Selain komunikasi, toleransi dan pengetahuan akan
budaya lain juga perlu diperhatikan. Cara penyampaian intensi baik di daerah A
bisa diterima sebaliknya bila diterapkan di B. Erat kaitannya dengan
komunikasi, terjemahan langsung atau direct translation dari satu bahasa ke
bahasa lain tanpa memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas salah
pengertian antara anggota.
Satu anekdot : Pernah satu hari, rekan customer
support di India mengakhiri sesi chat dengan manajernya, orang Amerika, dengan
“Hope you have a busy day!” Walau ungkapan tersebut bermaksud ramah di daerah
di mana rekan tersebut dibesarkan, lucu juga melihat manajernya terkejut dan
dengan besar hati berusaha mencoba mengerti tanpa bergegas marah.
Pengadaan pedoman komunikasi (imel, sambutan, dll)
ketika mulainya terbentuk tim terbukti dapat membantu mengurangi kesalahpahaman
akibat perbedaan budaya. Kecuali memang seseorang sengaja bertindak tidak
sepantasnya, biasanya dengan cukup waktu dan trial-and-error, kesadaran budaya
ini biasanya dapat dipelajari dan dipraktekan dengan baik.
c. Self Motivation
Tidak semua orang berfungsi dengan baik dalam
virtual team di mana setiap individu diharapkan bersifat self-motivated dan
mampu bekerja secara mandiri tanpa pengawasan atau struktur eksternal.
Faktor
penting berikutnya adalah result-oriented, karena tidak ada rekan di sekitar
yang sadar betapa intensifnya seseorang berusaha menyelesaikan tugas kecuali
pada akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil akhirnya dengan jelas.
d. Logistics
Pukul 8 malam hari Minggu di Silicon Valley = pukul
11 pagi hari Senin di pulau Jawa. Perbedaan time zone yang besar ini sering
menjadi tantangan yang seru dalam segi pengaturan resources.
Seandainya para
developer di Jakarta perlu keputusan dari San Francisco untuk menyelesaikan
suatu masalah, seseorang perlu memastikan ketergantungan ini bisa segera
diselesaikan supaya tidak ada waktu yang terbuang percuma. Jika tidak,
developer di Jakarta sudah siap kerja (Senin pagi) tapi perlu menunggu product
manager-nya masih pesta di San Francisco (Minggu malam); setelah keputusan
sudah terbentuk hari Senin di Amerika, pelaksanaannya akan tertunda menunggu
developer di Jakarta siap kembali. Keterlambatan yang biasanya terjadi dalam
jam, kini bisa menjadi hari.
e. Trust
Ini tentunya tantangan yang paling besar untuk
membentuk virtual team (apa saja, sebetulnya): memupuk kepercayaan atau trust
di antara anggota tim. Trust sangatlah penting untuk mendukung semua point di
atas: sebagai basis untuk komunikasi yang terbuka dan menyangga motivasi semua
individu yang bersangkutan. Tanpa diragukan, trust memerlukan perhatian khusus
di setiap titik perkembangan tim Anda.
Terlepas dari challenges di atas, keberhasilan (termasuk proses untuk
mencapainya) untuk membangun virtual team yang sukses sungguhlah berharga.
Masing-masing tim member mendapat kesempatan untuk lansung terjun belajar
berkomunikasi dengan lebih efektif, meningkatkan kesadaran akan budaya lain,
dan mempersiapkan diri untuk proses kolaborasi di dalam pasar global.
Belakangan ini saya menemukan kalau pengalaman ini bisa menjadi nilai tambah
yang besar dalam résumé Anda.
SUMBER
- http://ishmashaburannisa.blogspot.co.id
- https://intansarah.wordpress.com
- http://gibranalghifari12.blogspot.co.id
- https://madarash92.wordpress.com
- http://ririnovaniputri.blogspot.co.id
- http://albertferdinand.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar